Sabtu, 13 Juni 2015

6 Pesan Rasulullah Menjelang Bulan Ramadhan

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan, Yakni bulan yang penuh dengan berkah ini dimana sebagai umat muslim anda pastinya menanti datangnya bulan tersebut. Ibadah yang anda jalani di bulan Ramadhan, Akan dipenuhi dengan pahala yang berlipat ganda. Sehingga tidak ada salahnya, jika anda senantiasa memiliki persiapan yang sebaik mungkin, Agar nantinya semua ibadah yang anda lakukan seperti puasa, sholat, dan lainnya baik itu fardhu maupun sunnah, Bisa terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga ketika anda menjalankan semua ibadah tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. 

Oleh karena itu, Perlunya mengingat akan pesan - pesan Rasulullah S.A.W dari apa yang beliau sabdakan itu sangat penting. Karena dengan beberapa pesan beliau tersebut, Anda akan lebih bisa mengena dalam benak pikiran tentang hal - hal apa saja yang dilakukan ketika bulan suci ramadhan telah tiba. Sehingga tujuan untuk mendapat ridho dan berkah di bulan suci ramadhan bisa tercapai.

Dan inilah pesan Rasulullah S.A.W di saat menjelang bulan suci ramadhan, Yang telah dinukil berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimahdari Salman al-Farisi. Di dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah S.A.W sedang bekhutbah  pada akhir bulan Sya’ban, Yang berisi beberapa pesan kepada seluruh umat islam. Sehingga dari hadits tersebut bisa diambil 6 pesan yang bisa disimpulkan sebagai berikut :

1. Gunakanlah bulan suci Ramadhan dengan sebaik-baiknya
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat islam. Yang mana pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Yang dimaksud dengan satu malam tersebut adalah malam Lailatul Qodar. Dan Allah telah mewajibkan umat islam berpuasa di siang hari dan menjadikan Qiyamu lail (shalat terawih) adalah suatu tathawwu’ (sunnah). Dengan demikian, Bahwa di bulan Ramadhan menandakan suatu bulan yang penuh dengan pahala. Oleh karena itu, Hendaknya anda bisa memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan sebaik mungkin.

2. Ingat bahwa Pahala di bulan Ramadhan berlipat ganda
Bila anda mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan di bulan ramadhan, Niscaya akan mendapatkan pahala seperti menunaikan ibadah fardhu di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan, Niscaya akan mendapatkan pahala layaknya menunaikan 70 ibadah fardhu di bulan yang lain. Oleh karena itu, Dapat disimpulkan bahwa pahala di bulan ramadhan sangatlah berlipat ganda.

3. Ingat bahwa bulan Ramadhan bisa melatih kesabaran anda
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesabaran. Dan barang siapa yang sabar pahalanya adalah syurga. Tahukah anda, Bahwa ketika berpuasa di bulan suci Ramadhan, Anda dilatih untuk menghindari makan, minum dan semua yang bisa membatalkan puasa tersebut berdasarkan kurun waktu yang telah ditentukan. Secara tidak langsung anda telah melatih kesabaran dengan mengikuti semua aturan dalam berpuasa. Dan inilah yang menjadikan bulan ramadhan bisa melatih kesabaran dalam diri anda.

4. Belajarlah bersimpati kepada orang lain
Saling bersimpati kepada orang lain, Itulah salah satu pesan rasulullah kepada umat islam. Yang mana seperti anjuran Rasulullah S.A.W untuk memberi makan ketika berbuka puasa meskipun hanya sebiji kurma, dan seisap air susu. Dan barang siapa yang memberi makan untuk berbuka kepada orang lain, Maka pahalanya seperti puasanya orang tersebut. Dengan demikian rasa bersimpati antar sesama akan tumbuh dan menjadikan seseorang akan memiliki rasa peduli yang tinggi.

5. Meningkatkan amal sholih
Bulan suci Ramadhan adalah bulan rahmat, Yang mana pada sepuluh hari pertama di bulan tersebut adalah bulan yang penuh rahmat. Dengan adanya hal demikian, Maka hendaknya perbanyaklah amal sholih layaknya berbakti kepada orang tua, saling menolong antar sesama, bertutur santun dan lainnya, Agar anda selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

6. Memperbanyak berdoa dan meminta ampunan 
Di sepuluh Pertengahan bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan, Dan di sepuluh terakhirnya adalah terbebas dari api neraka. Maka dari situ anda bisa memperbanyak do’a dan ampunan kepada Allah SWT.  Di dalam bulan suci Ramadhan, Hendaknya memperbanyak kalimat thoyyibah, istighfar dan berdoa kepada Allah agar dimasukkan surgaNya, Serta memohon perlindungan dari api neraka.





Rabu, 03 Juni 2015

1 Ramadhan Tahun Ini, Insya Allah Tidak Ada Perbedaan

Sudah bukan rahasia lagi kalau pemerintah dan Muhammadiyah tidak selalu sama mengawali 1 Ramadhan atau pun 1 Syawal. Namun kali ini Muhammdiyah yakin 1 Ramadhan 1436 Hijriah tidak akan jauh berbeda dengan penetapan pemerintah, kendati Kementerian Agama belum mengumumkannya secara resmi.

Keyakinan itu disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas.

"Antara hisab dan rukyat, tidak ada perbedaan. Jadi menteri agama tidak berat tugasnya tahun ini," kata Yunahar saat mengisi Tabligh Akbar Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Masjid Al-Isro, Tanjung Duren Jakarta, Selasa, 2 Juni 2015.

Yunahar menjelaskan, pada tanggal 29 Sya'ban atau Selasa, 16 Juni 2015 Masehi, ijtima baru terjadi pada pukul 21.00 malam. Sementara, syarat yang ditentukan oleh Muhammadiyah adalah sebelum maghrib.



"Sehingga Kamis 17 Juni masih bulan Sya'ban, disempurnakan jadi 30 hari," kata dia.
Perhitungan ini, kata Yunahar, akan sama dengan pemerintah. Walau, nantinya akan ada sidang isbat dan pemerintah melakukan rukyat.
"Pemerintah tetap pergi rukyat, tapi Insya Allah tidak akan terlihat," katanya.
Yunahar menilai, cara Muhammadiyah dengan menggunakan metode penghitungan hisab, sudah tepat di tengah-tengah modernitas dunia saat ini.
"Saya katakan demi persatuan mari kita pake hisab," katanya.

Karena, semua harus direncanakan untuk satu tahun, bahkan beberapa tahun ke depannya.

"Sehingga yang paling cocok dengan dunia modern adalah hisab, karena sudah menghitung jauh ke depan. Jangankan 1 tahun, 5, 10 tahun juga bisa. Sehingga kita bisa membuat perencanaan kapan Idul Fitri, Idul Adha," jelas dia.

Selama lima tahun ini, kata Yunahar, akan banyak kesamaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah, dalam menentukan awal puasa.

"Terjadi lima tahun berturut-turut. Sehingga lima tahun ini menteri agama tidak perlu repot-repot. Kalau bisa menteri agama bilang sudah berhasil mempersatukan umat Islam, enggak apa-apa," ujarnya.

Cara Pandang yang Sama

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sendiri sebelumnya mengatakan tak akan ada lagi perbedaan pendapat dalam penentuan awal Ramadhan maupun Lebaran atau Idul Fitri mulai tahun ini.

Sebab, kata dia, dua organisasi massa terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah satu suara dalam penetapan tanggal awal pelaksanaan puasa Ramadhan.

Lanjut Lukman, NU dan Muhammadiyah telah bersepakat menyamakan metode dan kriteria untuk menetapkan kalender hijriah nasional. Pada pokoknya, semua berkomitmen agar tak ada lagi perbedaan pendapat dalam penentuan Ramadan dan Lebaran.

"Semua sudah memiliki kesamaan niat agar ini bisa pada kriteria yang sama pada cara pandang pemahaman yang sama,” kata Menteri.

Selama ini Muhammadiyah memang kerap berbeda menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Sedangkan Pemerintah kerap satu pandangan dengan NU.

"Kita kemarin diskusi dengan muzakarah dengan Muhammadiyah, alhamdulillah semua pimpinan Muhammadiyah hadir, ada kesamaan tujuan cara pandang,” ujar Menteri.

Berbeda dengan tahun 2014 atau 1435 Hijriah, terjadi perbedaan untuk awal puasa. Jika Muhammadiyah menetapkab 28 Juni 2014, NU baru besoknya 29 Juni melaksanakan awal puasa.

Pemerintah pun mengakui perhitungan hisaban penentuan awal Ramadhan yang dilakukan oleh NU. Namun saat itu, pemerintah tak mempermasalahkan soal perbedaan dengan Muhammadiyah.

Pimpinan Muhammadiyah, Din Syamsudin pun menyambut baik sikap pemerintah. Din menghargai kebijakan pemerintah yang tidak memaksa umat Islam mematuhi keputusan awal puasa.

“Kami memberikan penghargaan pada Menteri Agama yang mengedepankan pendekatan ukhuwah Islamiyah dalam membahas perbedaan,” kata Din.

Menurut Din, awal Ramadhan adalah persoalan keyakinan beribadah. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menghormati perbedaan.

“Itu amanat konstitusi yang memberikan kemerdekaan kepada warganya untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing," ujar Din.

Sekadar informasi, perbedaan penentuan awal Ramadhan atau pun Lebaran terjadi karena ketidaksamaan metode dan kriteria. NU menggunakan dua metode, yakni hisab (perhitungan matematis dan astronomis) dan rukyat (pengamatan pada bulan sabit atau hilal). Sedangkan Muhammadiyah menerapkan pada metode hisab saja.

Bagi NU, usia bulan telah dipastikan berdasarkan metode hisab. Tetapi, sesuai perintah Hadist, perhitungan berdasarkan hisab harus dibuktikan secara empirik, yakni melihat langsung penampakan Bulan. Soalnya Bulan bisa saja tak tampak karena terhalang, misalnya, awan.

Muhammadiyah meyakini bahwa sesuai Hadist pula, awal Ramadhan atau pun Lebaran cukup ditentukan berdasarkan Hisab, tak perlu rukyat. Karena itu, Muhammadiyah selalu lebih awal memastikan memulai dan mengakhiri berpuasa.

Selain perbedaan penggunaan metode itu, ada pula perbedaan kriteria dalam imkanur rukyat atau mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Imkanur rukyat dimaksudkan untuk menjembatani metode rukyat dan metode hisab.

Ada yang menetapkan tingkat ketinggian hilal untuk dapat diamati pada ketinggian kurang 0 derajat, lebih dari 2 derajat, dan 0 sampai 2 derajat.  Ada juga yang berpendapat bahwa pada ketinggian kurang dari 2 derajat, hilal tidak mungkin dapat dilihat sehingga dipastikan ada perbedaan penetapan awal bulan pada kondisi ini.

sumber: viva.co.id





Senin, 01 Juni 2015

Tanggal Berapa Kira-kira 1 Ramadhan 1438 Hijriyah?


Tanggal Berapa Kira-kira Bulan Puasa Tahun 2017?
Sebelum Ramadhan 1438 H tiba, Yuk Mending Kita Baca Bersama hal-hal penting seputar Ramadhan Agar Puasa kita nantinya tak sia-sia
 
Pada dasarnya nilai ibadah puasa itu merupakan rahasia Allah SWT.
Seperti yang tertulis di hadits-hadits sahih.
Rasulullah SAW bersabda,

Setiap amal anak Adam bagi dirinya, kecuali puasa. Puasa itu untukKu dan Akulah yang menanggung pahalanya. (HR. Bukhari)

Sesungguhnya berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun hendaknya seseorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram.
Rasulullah SAW bersabda,

"Betapa banyak yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali hanya lapar dan dahaga." (HR. Nasai dan Ibnu Majah).

Nah, sebelum diterangkan menjaga semua dari berbagai hal, agar puasa kita tidak sia-sia, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah:

Memantapkan hati kapan awal puasa.
Yakinlah bahwa puasa dilaksanakan pada hari H.
Kalau masih belum yakin dan ragu, cobalah untuk yakin 100 persen hari H-nya adalah hari itu.

Niat Berpuasa.
Tanpa niat, otomatis puasa Ramadhan tidak akan diterima, hingga sia-sialah puasanya kalau ia berpuasa. Harus mengganti pada hari yang lain.
Niat dilaksanakan sebelum subuh, dengan niat tiap hari boleh dan kalau diniatkan sebulan penuh juga boleh.

Langkah selanjutnya adalah hindari dan menjaga seperti berikut ini.

1. Menjaga Lisan.
Rasulullah SAW bersabda,
Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan buruk. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah,'Aku sedang puasa, aku sedang puasa. (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Menjaga lisan disini diantaranya berdusta, menggunjing, memaki, bertengkar, banyak bersenda gurau, berdebat serta segala hal yang bisa mengundang kebencian dan permusuhan.
Kendalikan lisan dengan diam dan lebih utama kalau lisan disibukan dengan zikir.

2. Menjaga Telinga.
Hindari telinga kita dari mendengarkan perkataan dan pembicaraan yang dibenci Allah SWT.
Ingatlah bahwa setiap yang haram diucapkan, tentu haram pulu didengarkan.

Bahkan Allah SWT berfirman bahwa mendengarkan berita bohong sama halnya dengan memakan yang haram.
Allah SWT berfirman,
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil." QS. Al Maidah:42

Ghibah juga tidak diperbolehkan.

3. Menjaga agar Jangan Berlebihan.
Tahukah kalian bahwa berlebih-lebihan adalah hal yang sia-sia.
Misal saja saat berbuka puasa.
Sunnah hukumnya berbukan dengan menyegerakan dan hendaknya jangan berlebihan atau terlalu kenyang. Makanlah yang manis terlebih dahulu.

4. Jangan Riya
Meski semuanya adalah masalah hati, namun kita harus berhati-hati agar ibadah Ramadhan kita tidak teracuni dengan sifat tercela seperti riya'
Karena potensi pamer atau riya' ini bisa saja muncul pada diri seseorang tanpa kita sadari.

Misal saja hal yang sepele adalah Tadarus.
Sah-sah saja kalau kita tadarus Al Qur'an dengan berlama-lama di masjid, bahkan sangat baik sekali.
Tapi, coba kita menata hati kembali agar ikhlas tadarus dengan berburu pahala di bulan puasa, bukan untuk pamer.

Tentu saja masih banyak hal-hal lain yang perlu kita jaga selama bulan Ramadhan agar ibadah puasa kita menjadi sempurna. Namun setidaknya beberapa hal di atas dapat membantu kita meraih keutamaan ibadah di bulan mulia tersebut.
Amiin.